Menjelang upacara Hari Raya Nyepi
31 Maret mendatang, umat Hindu di Karanganyar menggelar upacara Melasti
di Telaga Madirda, Kecamatan Ngargoyoso, Minggu (23/3) pagi sekitar
pukul 09.00 WIB. Selain sebagai simbol pembersihan dosa, upacara adat
itu juga untuk mendoakan kelancaran gelaran Pemilu 2014.
Pantauan di lokasi, sejak
pagi puluhan umat Hindu dari berbagai daerah di Karanganyar
berbondong-bondong ke Telaga Madirda. Lengkap dengan aneka sesaji hasil
bumi seperti beras, buah-buahan dan bunga serta berpakaian putih, mereka
dengan khidmat mengikuti prosesi upacara Melasti.
Ketika upacara dimulai,
mereka mulai duduk bersila di posisinya masing-masing menghadap ke arah
timur atau ke arah Telaga Madirda. Kemudian sesaji pun diletakkan tepat
di hadapan mereka untuk didoakan. Maksud dari dibawanya aneka sesaji itu
sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberi berkah hasil
bumi mereka.
Tak lupa,
lonceng pun dibunyikan oleh salah seorang pemuka agama Hindu setempat
sebagai tanda bahwa upacara adat yang telah dilakukan turun-temurun itu
dimulai. Kemudian ketika doa mulai
dibacakan, setiap kepala jemaah diciprati air oleh pemuka agama. Oleh
pemeluk agama Hindu, air yang telah didoakan tersebut dianggap suci dan
mampu membersihkan dosa-dosa yang telah dilakukan manusia semasa
hidupnya. Layaknya upacara adat Hindu pada umumnya, beberapa butir beras
yang diambil oleh pemuka agama kemudian disematkan di dahi serta pipi
setiap jemaah.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
Karanganyar, I Nyoman Suwendi mengatakan upacara Melasti digelar sesuai
dengan ungkapan Agama Hindu untuk upacara ini, yakni desa, kala, dan patrayang artinya tempat, waktu, dan keadaan. Oleh karena itu, upacara adat ini digelar dengan menyesuaikan tiga hal tersebut.
Ia menuturkan, Melasti sendiri berasal dari kata male dan letah. Dalam Agama Hindu, maledimaknai kekotoran, sementara letah artinya
manusia. Maka, upacara Melasti ini dimaksudkan untuk membersihkan diri
dari sifat-sifat buruk manusia. “Seperti tamak dan sombong yang
merugikan diri sendiri dan orang lain itu dibersihkan. Agar saat
perayaan Nyepi nanti bisa sukses,” kata Nyoman di sela-sela upacara.
Usai pembacaan doa, sesaji
yang telah disiapkan kemudian dilarung ke Telaga Madirda yang merupakan
salah satu objek wisata di Kecamatan Ngargoyoso. Menurut Nyoman, makna
dari larung sesaji ini adalah segala sesuatu yang telah diambil manusia
dari alam harus dikembalikan lagi ke tempat semula, yakni alam agar
dapat tercipta keseimbangan kehidupan.
Diceritakannya, ada tiga unsur penting yang telah diambil manusia dari alam, yakni air, tanah, dan sinar surya. Ketiga unsur tersebut merupakan unsur yang sangat dibutuhkan oleh umat manusia.
Posting Komentar